PESAN

terima kasih untuk anda telah membayar rekening listriknya tepat waktu

terjemahkan!

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

renungan

Dalam suatu forum pengajian, seorang penceramah berkata, "jangan belajar tenaga dalam, itu syirik, menyekutukan Allah, belajar tenaga dalam berarti bersekutu dengan jin... blablabla..." begitu kata beliau.

Kata-kata yang senada dengan itu bukan pertama kali saya dengar. Banyak sekali orang yang beranggapan bahwa tenaga dalam identik dengan syirik karena dianggap dalam memperolehnya manusia dibantu oleh jin. Maaf... dengan tidak bermaksud menggurui siapa pun. Sebaiknya bagi siapapun antum, apalagi yang mengaku dirinya seorang ustadz untuk tidak berbicara apa-apa yang kita tidak ada pengetahuan yang cukup di dalamnya. Bukan hanya berpengaruh bisa menyesatkan, bahkan mengaburkan pandangan yang sebenarnya tidak seutuhnya seperti yang diperbincangkan.

Di sini saya ingin menjelaskan bahwa TIDAK SEMUA yang namanya tenaga dalam itu terkaagorikan sebagai perilaku syirik dan menyimpang. Kita akui memang pada kenyataannya ada beberapa perkumpulan, katakanlah perguruan silat yang menggunakan cara-cara yang tidak benar dalam mengajarkan tenaga dalam. Di antaranya ada yang secara terang-terangan dan sangat jelas berlaku syirik. Ada juga yang seolah-olah mengajarkan apa yang ada di dalam Islam, padahal sebenarnya sama saja dengan yang syirik. Seperti misalnya diharuskan membaca ayat tertentu sebanyak sekian kali, lalu ada amalan-amalan tertentu yang tidak pernah disyariatkan dalam Islam dan tidak dicontohkan oleh Rasul.

Apa yang dinamakan tenaga dalam, bisa dijelaskan secara ilmiah, dan hal itu sebenarnya sesuatu yang biasa saja jika kita mengetahuinya. Di sini akan saya coba bahas apa itu tenaga dalam (energi) dikaitkan dalam pemahaman dalam ilmu fisika dan biologi.

Menurut teori Fisika tenaga atau energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. Di alam ini ada berbagai macam bentuk energi, antara lain energi cahaya, bunyi, listrik, magnet, elektromagnetik, kimia, kinetik/gerak, kalor/panas, dan sebagainya. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah atau dipindah-pindah dari suatu bentuk ke bentuk energi yang lain.

Energi diubah dengan menggunakan alat. Contoh alat pengubah energi adalah lampu listrik (mengubah energi listrik menjadi cahaya dan panas), kipas angin (mengubah energi listrik menjadi energi kinetik), setrika (mengubah energi listrik menjadi energi panas).

Sumber energi manusia berasal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh atau energi alam yang diserap oleh tubuh. Ada dua macam tenaga atau energi yang dihasilkan oleh manusia :

1. Tenaga Luar / Tenaga Fisik (Outer Power)

2. Tenaga Dalam / Tenaga Metafisik (Inner Power)

Tenaga Luar / Fisik (Outer Power) adalah tenaga yang biasa dan langsung dapat kita gunakan sehari-hari untuk beraktivitas, seperti untuk berjalan, bernafas, mengambil sesuatu, dan sebagainya. Tenaga fisik ini dihasilkan oleh tubuh fisik.

Tenaga Dalam / Metafisik (Inner Power) adalah tenaga yang melingkupi tubuh fisik dan mendukung keberadaan tenaga fisik. Dalam keadaan biasa, tenaga ini tidak termanfaatkan secara optimal. Untuk itu, tenaga ini harus dibangkitkan dulu dengan cara tertentu agar bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Tenaga metafisik dihasilkan oleh tubuh energi (atau bioplasmik).

Dari berbagai artikel dan literatur, diperoleh pengertian bahwa tenaga dalam ini adalah energi vital yang mempunyai potensi besar dalam pengendalian daya hidup. Energi ini mengalir dalam tubuh makhluk (mikrokosmos) dan alam semesta (makrokosmos) yang terdapat dalam udara, matahari, dan bumi. Energi ini menembus dimensi ruang dan waktu, serta semua yang ada di dalamnya.Sering kita dengar atau lihat ada beberapa perguruan bela diri yang mengajarkan teknik peningkatan tenaga dalam melalui proses pernafasan.

Sekarang, bagaimana prosesnya hanya dengan bernafas saja kita dapat meningkatkan inner power kita menjadi berkali-kali lipat lebih besar?

Barangkali kita masih ingat pelajaran biologi yang kita dapatkan semasa SMP dulu. Kita mendapat energi yang asalnya dari asupan makanan yang kita konsumsi. Dengan melalui serangkaian proses metabolisme, makanan yang kita konsumsi tersebut akhirnya diubah oleh tubuh menjadi energi.

Ada sebuah molekul yang sangat berperan dalam asupan energi ini, namanya Adenosin Tri Phospat (ATP). Senyawa ini lah sesungguhnya yang menjadi cikal bakal energi yang kita gunakan selama ini. ATP dapat dimanfaatkan oleh tubuh melalui serangkaian proses yang sangat rumit dan tidak mungkin saya jelaskan secara menyeluruh di sini. Hanya saja, intinya, apa yang kita makan itu dalam proses pemecahan menjadi molekul ATP memerlukan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi atau bisa juga diistilahkan dengan "pembakaran" itu dapat berlangsung jika ada suplai oksigen ke dalam tubuh kita. Itu lah gunanya kita bernafas. Lewat bernafas, oksigen masuk ke dalam tubuh dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh organ-organ dan jaringan juga sampai tingkat sel untuk melakukan proses metabolisme sehingga dihasilkan energi.

Jika kita melakukan proses pernafasan secara normal, sebagaimana yang biasa kita lakukan sehari-hari, maka setidaknya akan dihasilkan sekitar 34 molekul ATP dalam sekali siklus pembentukan energi. Sekali lagi, 34 molekul ATP yang kita dapatkan adalah ketika kita melakukan proses pernafasan normal. Lalu bagaimana jika cara bernafasnya kita ubah sedemikian rupa? Mungkinkah untuk memperbesar pembentukan molekul ATP dalam tubuh kita? Jawabannya adalah sangat mungkin!

Dua orang ilmuwan asal Amerika Serikat, Ken & Wilson, melakukan percobaan pada tahun 1983 tentang potensi energi yang dapat dihasilkan oleh mitokodria. Mitokondria merupakan organel dalam sel yang bertanggungjawab dalam proses respirasi tingkat sel, sehingga berpengaruh besar dalam pembentukan energi tubuh. Hasil dari penelitian mereka ternyata sangat mengejutkan. Terbukti, bahwa ternyata dalam setiap 1 centimeter kubik sel mitokondria manusia dapat menghasilkan energi yang setara dengan 200.000 volt listrik. Sebuah energi listrik yang sangat mampu untuk menyalakan seluruh lampu dalam satu kota besar.

Bayangkan! Sungguh manusia memiliki potensi yang sangat luar biasa yang selama ini tidak pernah kita sadari. Saya kira sudah banyak orang mengetahui bahwa seorang jenius seperti Albert Einstein sekalipun ternyata hanya menggunakan sekitar 5-10% dari seluruh kemampuan otaknya. Dan menurut penelitian, rata-rata orang yang ber-IQ normal ternyata hanya menggunakan 2,5 % dari kemampuan otak mereka yang sesungguhnya. Lalu bagaimana dengan 97,5 % lagi? Akankah kita biarkan sisanya itu tertidur pulas dalam tidur yang sangat panjang?

Inilah suatu fakta yang harus kita yakini bersama bahwa sebenarnya tidak ada seorangpun yang dilahirkan sebagai pecundang. Bukan kapasitas seseorang yang menjadikan dia pecundang, tetapi justru mental dan cara pandang terhadap dirinya sendirilah yang menjadikan seseorang pecundang. Mudah-mudahan tulisan ini dapat meluruskan segala kesalahpahaman yang selama ini sudah terjadi.
                                                                                                            disalin dari : mujahidsamurai